Senin, 06 Februari 2012

gagal jantung kongestif


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gagal jantung kongestif (GJK) merupakan kondisi patologis dimana jantung tidak mampu mempertahankan curah jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Robbin & Cotran,2008). Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko gagal jantung kongestif akan meningkat, pada usia lanjut karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. GJK ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. GJK juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark (Ebbersole, Hess, 1998).Resiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun. Pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi gagal jantung berat berkisar antara 30-40%. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit, meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal. Faktor-faktor penyebab gagal jantung adalah orang-orang yang memiliki penyakit hipertensi, hiperkolesterolemia, perokok, diabetes, obesitas dan seseorang yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung serta pola hidup yang tidak teratur serta kurang olahraga (R. Miftah Suryadipraja. 2006).
Penyakit jantung,  dewasa ini merupakan penyebab paling utama kematian bangsa industri dan maju. Pada tahun 2005 di Amerika Serikat diperkirakan 12,4 juta orang menderita penyakit jantung. Tahun 2000, 16,7 juta penderita meninggal karena penyakit gagal jantung atau sekitar 30,3 % dari total kematian diseluruh dunia dan lebih dari setengahnya dilaporkan oleh dari negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi gagal jantung belum terdata, namun di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) pada tahun 2006 terdapat 3,23% kasus gagal jantung dari total 11.711 pasien (Nandar , Faiz, 2007 ).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak bahwa pada tahun 2008 terdapat 168 kasus  gagal jantung dan yang meninggal dunia sebanyak 36 kasus, sedangkan pada bulan Januari – Maret 2009  terdapat 34 kasus  dan yang meninggal dunia sebanyak 12 kasus.
Banyaknya kasus diatas maka pasien dengan gagal jantung jika tidak ditanggulangi dengan cepat akan menimbulkan beberapa komplikasi diantaranya: efusi pleura, aritmia, pembesaran pada hati bahkan sampai menyebabkan kematian.
Melihat seriusnya dampak yang diakibatkan oleh penyakit gagal jantung, maka perlu kerjasama antara perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya dalam memberikan perawatan yang komprehensif terhadap pasien gagal jantung guna meminimalisasi terjadinya komplikasi dan kematian serta untuk meningkatkan kualitas hidup dari setiap pasien tersebut.
Berdasarkan data diatas penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan gagal jantung kongestif dan menyusun laporan kasus tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung kongestif khususnya di RSUD. Dr Soedarso Pontianak.


B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung kongestif ( CHF ).

2.      Tujuan Khusus
Ditujukan agar mahasiswa mampu :
1.      Menjelaskan pengertian dari gagal jantung kongestif ( CHF ).
2.      Menyebutkan dan menjelaskan etiologi dari CHF.
3.      Menyebutkan manifestasi klinis dari CHF.
4.      Menjelaskan patofisiologi dari CHF.
5.      Menyebutkan dan menjelaskan penatalaksanaan dari CHF.
6.      Menyebutkan komplikasi dari CHF.
7.      Membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien penderita CHF.
C.    Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini kelompok hanya membatasi masalah mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung kongestif.

D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan teknik studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung kongestif.

E.     Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 BAB yang disusun secara sistematika dengan urutan sebagai berikut:

BAB I      :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II :Tinjauan teori yang terdiri dari Pengertian, Anatomi Fisiologi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi klinis, dan Penatalaksanaan.
BAB III :Asuhan Keperawatan yang terdiri dari Pengkajian Keperawatan, Diagnosa keperawatan, Perencanaan keperawatan, Pelaksanaan keperawatan, dan Evaluasi keperawatan.
















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Untitled-1Jantung merupakan sebuah organ muskuler berongga yang terdiri dari otot-otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, dan cara kerjanya dipengaruhi oleh susunan saraf otonom atau diluar kemauan kita.







Gambar 2.1 Letak Jantung
(Martini, 2001 Hal. 274)
          Bentuk jantung menyerupai jantung pisang bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) yang disebut juga basis kordis, disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks cordis. Jantung terletak dirongga dada sebelah depan (cavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara costa V dan VI, dua jari dibawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktuscordis. Ukuran jantung + sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250 – 300 gram.
1.         Lapisan Jantung
(Menurut Syaifiuddin 2006 hal, 122) lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan:
a.    Perikardium
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari jantung yang merupakan selaput pembungkus, yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung.
b.    Miokardium
Lapisan ini merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
1)        Bundalan otot atria, yang terdapat dibagian kiri atau kanan dari basis cordis yang membentuk serambi atau aurikula cordis.
2)        Bundalan otot ventrikel, yang membentuk bilik jantung, yang dimulai dari cincin atrio ventikuler sampai di apeks jantung.
3)        Bundalan otot atrio ventrikuler, merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung.
c.       Endokardium
Merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.
2.         Ruang Jantung
( Menurut John Gibson 2002 hal, 98), ruang jantung terbagi atas :
a.    Atrium Kanan
Berfungsi sebagai penyimpan darah yang berasal dari vena cava superior dan inferior dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik kedalam ventrikel kanan kemudian ke paru-paru. 
b.      Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteri pulmonalis.
c.       Atrium Kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui vena pulmonalis.
d.      Ventrikel kiri
Ventrikel kiri meghasilkan tekanan yang tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer.
3.    Katup-katup Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melaui bilik-bilik jantung. Ada 2 jenis katup jantung yaitu katup atrioventrikularis (katup AV) yang memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris yang memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik-bilik jantung dari pembuluh darah.
a.       Katup Atrioventrikularis
Katup ini terbagai atas 2 katup yaitu :
1)   Katup trikuspidalis
Terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan, yang berfungsi sebagai penerima suplai darah dari atrium kanan dan menyalurkan ke ventrikel kanan.
2)      Katup bikuspidalis atau mitral
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri, berfungsi sebagai penerima suplai darah yang kaya O2 dari atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri. 

b.      Katup Semilunaris
Terdiri dari 2 katup yaitu :
1)      Katup pulmonalis
Terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, berfungsi mengalirkan darah ke paru-paru.
2)      Katup aorta
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta, berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
4.   Pembuluh darah
Menurut Moore (2002), dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah, yaitu:
a.       Arteri koronariaia
Arteri koronaria membawa darah dari jantung dan mengedarkannya kedalam seluruh tubuh
b.      Arteri pulmonalis
Arteri pulmonalis yang membawa darah dari ventrikel kanan ke paru- paru
c.       Vena pulmonalis
Vena pulmonalis adalah saluran yang membawa darah kaya oksigen dari paru- paru ke atrium kiri
d.      Vena cava superior
Vena cava superior merupakan satu dari dua vena utama yang membawa darah rendah oksigen dari seluruh tubuh ke jantung
e.       Vena cava inferior
Vena-vena dari kaki dan tubuh bagian bawah menuju vena cava yang berakhir pada atrium kanan.
5. Sirkulasi Jantung
Gerakan jantung berasal dari nodus sinus arterial, kemudian kedua atrium berkontraksi, gelombang kontraksi ini bergerak melalui berkas his, dan kemudian ventrikel berkontraksi. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi atas sistol dan pengendoran atau diastol. Kontraksi kedua atrium terjadi serentak dan disebut sistol atrial, pengendorannya adalah diastol atrial.
6. Sirkulasi darah Jantung
a.    Peredaran darah besar
Darah meninggalkan ventrikel kiri jantung melalui aorta , aorta ini bercabang menjadi arteri lebih kecil yang mengantarkan darah ke berbagai bagian tubuh. Arteri ini bercabang dan beranting lebih kecil hingga sampai ke arteriola, arteri-arteri ini memiliki dinding yang sangat berotot yang menyempitkan salurannya dan menhan aliran darah. Fungsinya adalah mempertahan kan tekanan darah arteri dan dengan jalan mengubah ukuran saluran dan mengatur aliran darah dalam kapiler, kemudian kapiler ini bergabung dan membentuk pemuluh lebih besar yang disebut venula, yang kemudian bersatu menjadi vena untuk mengantarkan darah kembali ke jantung, semua vena bersatu hingga membentuk 2 batang vena yaitu vena kava inferior dan superior (Evelin C Pearce 2005, hal 128).
b.   Peredaran darah kecil
Darah masuk melalui vena kava inferior dan vena kava superior ke ventrikel kanan yang berkontraksi dan memompo ke dalam arteri pulmonalis untuk dihantarkan ke dalam paru-paru kiri dan kanan, didalam paru-paru setiap arteri membelah menjadi arteriola dan akhirnya menjadi kapiler pulmonal yang mengitari alveoli didalam jaringan paru-paru untuk memungut oksigendan melepaskan karbondioksida, kemusian kapiler pulmonal bergabung menjadi vena dan darah dikembalikan ke jantung oleh vena pulmonalis. Dan darahnya dimasukan kedalam atrium kiri dan ventrikel kiti berkontraksi dan darha dapat dipompa masuk kedalam aorta kemudian dialirkan keseluruh tubuh secara sistemik (Evelin C Pearce 2005, hal 128).



IMG_0015 

 






Gambar 2.2 Anatomi Jantung
(martini 2001, Hal. 274)
                                                                                 

7.      Curah Jantung

Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya bila tidak demikian maka akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu, misalnya bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel kanan lebih besar dari ventrikel kiri maka jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistemik sehingga terjadi penimbunan darah di peru-paru.
Jumlah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit disebut curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan ventrikel pada setiap kali sistol disebut isi sekuncup. Dengan demikian curah jantung sama dengan sekuncup frekuensinya denyut jantung per menit. Secara normal pada setiap sistol ventrikel tidak terjadi pengosongan total dari ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Curah jantung pada pria dewasa dalam keadaan istirahat + 5 liter dan dapat turun atau naik pada berbagai keadaan.


8.         Bunyi Jantung
     (Menurut Jhon Gibson 2002, hal 108) bunyi jantung dibedakan atas :
a.    Bunyi jantung pertama (S1)
Bunyi “lub” bunyi ini dihasilkan oleh tegangan mendadak katub mitralis  dan trikuspidalis pada permulaan sistole ventrikel.
b.      Bunyi jantung kedua (S2)
Bunyi “dup” bunyi ini dihasilkan oleh getaran yang disebabkan oleh penutupan katubaorta dan pulmonalis.
c.       Bunyi jantung ketiga (S3)